Wawancara merupakan suatu
kegiatan tanya jawab dimana sang penjawab merupakan narasumber dari suatu topik
tertentu. Wawancara berfungsi untuk menyampaikan informasi. Tanya jawab yang
dilakukan dalam wawancara berguna untuk mendapatkan informasi seluas-luasnya
dari narasumber. Berikut adalah langkah-langkah
melakukan wawancara:
a.Menentukan
topik
Sebelum melakukan
wawancara pada narasumber, kita harus memilik topik yang menarik dan sesuai
dengan narsumber yang akan kita wawancarain. Topik yang menarik adalah topik
yang sedang hangat dibicarakan dilingkungan .
b.Menentukan
narasumber
Dalam menentukan
narasumber harus dilakukan secara akurat. Artinya, tepat sesuai topik yang
dibicarakan.
c.Menyusun
kerangka wawancara
Kerangka wawancara
memuat topik, narasumber, dan pokok-pokok pertanyaaan. Pokok-pokok pertanyaan
memuat pertanyaan yang berhubungan dengan topik dan tepat sasaran.
d.On
time saat akan melakukan wawancara
Datang tepat waktu
saat melakukan wawancara langsung pada narasumber merupakan hal yang penting.
Hal ini agar menciptakan kesan yang baik serta agar tidak perlu membuat
narasumber harus menunggu
Alangkah bahagianya
jika kita bisa ngehasilin uang sendiri dengan cara yang halal. Sekarang, kita
sudah bisa cari uang sendiri via jejaring sosial. Kalian harus mahir mencari
supplier termurah untuk dijual kembali barangnya kepada customer kalian.Kalian
juga bisa menjual barang-barang kalian yang sudah gak kepake dan tentunya sudah
ada keterangan secondhand. yang akan saya bahas disini adalah mengenai cara
berjualan secara online , berikut adalah tipsnya :
1.Carilah domain situs jejaring sosial
yang sesuai dengan kesukaan dan menurut kamu paling menarik. Bisa lewat
multiply,facebook,atau twitter. Untuk saat ini, facebook masih menjadi tempat
paling populer berjual beli online.
2.Buatlah album/galeri foto untuk menaruh
foto semua benda yang ingin kita jual. Usahakan agar foto yang di share
benar-benar menarik perhatian para pembeli.
3.Sebarkan account /situs jualan kamu bisa
via chatting,teman-teman atau broadcast via bbm apabila kamu pengguna
blackberry. Kamu juga bisa bikin grup untuk jualan di BB :D
4.Ketahui semua customermu, artinya kamu
harus benar-benar mengetahui customer mu agar tidak HIT and RUN
5.Miliki keunikan dari barang-barang yang
kamu jual supaya menarik konsumen
6.Buatlah peraturan yang harus dipatuhi
pelanggan. Seperti berapa hari batas penukaran dan harus mentransfer uang dulu
baru dikirim barangnya
7.Yakinkanlah pembeli/customer kamu bahwa
kamu merupakan penjual yang jujur dan tepat waktu
8.Pilihlah jasa pengiriman yang bisa
diandalkan. Ini supaya pengiriman barang bisa berjalan lancar dan datang tepat
waktu
9.Selalu tanya pendapat customer kamu dari
barang yang sudah kamu kirim. Yang kemudian pendapatnya bisa kamu share khusus
di satu album sehingga pembeli lain yang baru saja mengetahui kamu benar-benar
percaya bahwa kamu trust seller.
Langkah-langkah diatas
adalah cara berjualan online via jejaring sosial, semoga bermanfaat :)
Di Eropa abad ke-19,
penjajahan tersebar luas. Kekuatan bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis
telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia. Jerman, yang
telah membangun kesatuan politiknya lebih lama daripada negara-negara lain,
bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombaan ini.
Pada awal abad ke-20,
hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub
yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman
beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal
Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga
akhirnya suatu pembunuhan pada tahun 1914 menjadi pemicu perang. Pangeran Franz
Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum
nasionalis Serbia yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut di daerah
Balkan.
Dalam kurun waktu yang
amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh benua Eropa ke
dalam kancah peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada
Serbia. Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap
Austria-Hungaria.
Lalu satu demi satu,
Jerman, Inggris, dan Prancis, memasuki peperangan. Sumbu sudah dinyalakan.
Bahkan sebelum perang
dimulai, Dewan Jenderal Jerman telah membuat rencana dan memutuskan untuk
menguasai Prancis melalui serangan mendadak. Untuk mencapai tujuan ini,
orang-orang Jerman memasuki Belgia dan kemudian melintasi perbatasan memasuki
Prancis. Menanggapi dengan cepat, pasukan Prancis menghentikan pasukan Jerman
di tepi Sungai Marne dan memulai suatu serangan balik.
Walaupun kedua pasukan
menderita kerugian parah, tidak ada kemajuan di garis depan pertempuran. Baik
serdadu Prancis maupun Jerman bersembunyi di parit untuk melindungi diri.
Akibat serangkaian serangan yang berlarut-larut hingga beberapa bulan, sekitar
400.000 serdadu Prancis terbunuh. Korban meninggal dari serdadu Jerman mencapai
350.000. Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama. Selama
beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan para serdadu hidup dalam parit-parit
ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para prajurit hidup dalam ancaman
terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-hentinya menghadapi ketakutan dan
ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di
tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping mayat-mayat
tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itu dibanjiri lumpur.
Lebih dari 20 juta
serdadu yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan yang mengerikan di
dalam parit-parit ini, dan sebagian besar meninggal di sana.
Dalam beberapa minggu
setelah dimulai oleh serangan Jerman pada tahun 1914, garis barat perang ini
sebenarnya terpaku di jalan buntu.
Para serdadu yang bersembunyi
di parit-parit ini terjebak dalam jarak yang hanya beberapa ratus meter jauhnya
satu sama lain. Setiap serangan yang dilancarkan sebagai upaya mengakhiri
kebuntuan ini malah menelan korban jiwa yang lebih banyak.Di awal tahun 1916,
Jerman mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis barat. Rencana mereka
adalah secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai kebanggaan
orang Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang, melainkan
menimbulkan kerugian yang besar di pihak Tentara Prancis sehingga melemahkan
perlawanan mereka. Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap
satu serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.
Serangan dimulai pada
tanggal 21 Febuari. Para pemimpin Jerman memerintahkan serdadunya untuk
"keluar dari parit mereka," namun tiap serdadu yang melakukannya
justru telah tewas atau sekarat dalam sekitar tiga menit. Meskipun penyerangan
berlangsung tanpa henti selama berbulan-bulan, Jerman gagal menduduki Verdun.
Secara keseluruhan,
kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan pengorbanan itu,
garis depan hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer. Satu juta orang mati demi
selusin kilometer.
Inggris membalas serangan
Jerman di Verdun dengan Pertempuran Somme. Pabrik-pabrik di Inggris membuat
ratusan ribu selongsong meriam.
Rencana Jendral Douglas
Haig mendorong Pasukan Inggris untuk menghujani dengan pengeboman terus-menerus
selama seminggu penuh, yang diikuti dengan serangan infanteri. Dia yakin mereka
akan maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja dan kemudian menghancurkan
semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu.
Serangan dimulai pada
tanggal 1 Juni. Pasukan meriam Inggris menggempur pertahanan Jerman selama
seminggu tanpa henti. Di akhir minggu tersebut, para perwira Inggris
memerintahkan serdadunya memanjat keluar dari parit. Namun, selama pengeboman
tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman parit
persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan menggagalkan rencana
Inggris. Begitu serdadu Inggris bergerak melintasi garis depan, serdadu Jerman
muncul menyerang mereka dengan senapan mesinnya. Sejumlah total 20.000 serdadu
Inggris tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam kegelapan
malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh dengan puluhan ribu
mayat dan juga serdadu yang terluka, yang mencoba merangkak mundur.
Pertempuran Somme tidak
berlangsung dua minggu seperti yang direncanakan Jendral Haig, melainkan lima
bulan. Bulan-bulan ini tidak lebih daripada pembantaian. Para jendral
bertubi-tubi mengirimkan gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju
kematian yang telah pasti. Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara
keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis depan
bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi 11 kilometer
saja.
Kedua belah pihak melakukan
lebih banyak serangan lagi selama Perang Dunia I, dan setiap serangan ini
menjadi pembantaian diri sendiri. Di kota Ipres di Belgia saja, berlangsung
tiga pertempuran. Setengah juta serdadu tewas di pertempuran ketiga saja.
Setiap serangan berakibat
sama: Ribuan nyawa melayang hanya untuk maju beberapa kilometer.
Peperangan yang
mengerikan ini, yang tidak punya alasan kuat, menelan nyawa orang tak bersalah
yang tak terhitung banyaknya. Banyak orang kehilangan saudaranya atau harus
meninggalkan rumahnya.
Penyebab utama di balik
malapetaka masyarakat ini adalah ambisi politik dan kepentingan kalangan dengan
paham tertentu.